Parfum

Parfum adalah campuran minyak essensial atau senyawa aromatik, fiksatif, dan pelarut yang digunakan untuk memberikan aroma menyenangkan untuk tubuh manusia, ruangan, makanan, hewan dan benda lainnya. 

Teks teks kuno dan penggalian arkeologi menunjukkan bahwa parfum telah digunakan dibeberapa peradaban manusia paling awal. Parfum modern dimulai pada akhir abad ke -19 dengan menggunakan sintetis senyawa aromatik yang diproduksi secara massal seperti vanilla atau coumarin. Penggunaan bahan senyawa aroma sintetis pada era parfum modern ini membuat aroma parfum lebih variatif dibanding era sebelumnya yang hanya menggunakan bahan aromatik alami saja. 

Jumlah dan tipe pelarut yang bercampur dengan minyak wangi menentukan apakah suatu parfum dianggap sebagai Solid ParfumParfum ExtraitEau de ParfumEau de ToiletEau de Cologne atau Eau Fraiche.

 

Sejarah Parfum

Kata "Parfum" berasal dari bahasa Latin "per fumus" artinya "melalui asap”. Kata Perfumery” mengacu pada seni membuat parfum, sedangkan kata "Perfumer" adalah sebutan untuk orang yang berprofesi dan mempunyai keahlian dalam membuat parfum.  Sejarah parfum dimulai di Mesopotamia kuno dan Mesir dan selanjutnya disempurnakan oleh Romawi, Persia dan Arab. 

Salah satu kegunaan parfum tertua berupa bentuk pembakaran dupa dan herbal aromatik yang digunakan dalam ritual keagamaan. Biasanya bahan yang digunakan adalah kemenyan dan mur, bahan bahan ini dikumpulkan dari pohon. Kadang juga menggunakan tumbuhan, buah buahan dan rempah rempah seperti almond, ketumbar, murad, resin dan bergamot serta bunga bungaan. 

Mesir adalah yang pertama memasukkan parfum ke budaya mereka diikuti oleh Cina kuno, Hindu, Israel, Carthaginians, Arab, Yunani dan Romawi. Penggunaan awal botol untuk menempatkan parfum adalah Mesir, diperkirakan sekitar 1000 SM. 

Seorang wanita pengawas istana bernama Tapputi "Belatekalim", dianggap sebagai ahli kimia petama di dunia yang tercatat dalam sejarah. Pembuat parfum yang disebutkan dalam tablet berhuruf paku yang bertanggal sekitar 1200 SM di Babylonian, Mesopotamia . Dia menggunakan bunga, minyak, dan calamus bersama dengan cyperus, myrrh, dan balsam, dan menambahkan air atau pelarut lainnya kemudian disuling dan disaring beberapa kali.  

Catatan tentang Tapputi

Di India, parfum dan wewangian ada di peradaban Indus (3300 SM - 1300 SM). Salah satu destilasi awal Ittar disebutkan dalam teks Ayurvedic Hindu Charaka Samhita dan Sushruta Samhita. 

Charaka Samhita

Pada tahun 2003, arkeolog menemukan apa yang diyakini sebagai parfum tertua di dunia di Pygros, Siprus. Parfum tersebut diyakini telah dibuat 4000 tahun lalu. 

Bahan dasar dan metode pembuatan parfum dijelaskan pertama kali oleh seorang Penulis Romawi kuno, naturalis, komandan angkatan laut Romawi awal dan juga teman Kaisar Vespasius bernama Pliny the Elders (nama lahir: Gaius Plinius Secundus,AD 23 - AD 79) dalam karyanya Naturalis Historia.

Pliny the Elders dan Naturalis Historia

Pada abad ke -9, seorang ahli kimia,yang juga seorang filosof pertama Islam dan ahli matematika dari Kufah, Irak bernama Abu Ya’qub Ibnu ‘Ishaq as Sabbah al Kindi atau yang populer disebut Al Kindi menulis Kitab Kimia Parfum dan Destilasi, yang berisi lebih dari seratus resep untuk minyak wangi, salep, air aromatik dan obat obatan.  Buku ini juga menjelaskan 107 metode dan resep untuk pembuatan parfum dan peralatan pembuat parfum. 

Al Kindi

Di Persia, seorang ahli kimia ternama, Ibnu Sina (Avicenna 980 - 1037) memperkenalkan proses ektraksi minyak dari bunga dengan cara destilasi, prosedur yang paling umum digunakan hingga saat ini. Dialah yang pertama kali melakukan ekperimen dengan menggunakan bunga mawar. Puncak penemuannya adalah parfum cair terdiri dari campuran minyak dan rempah atau kelopak bunga yang hancurkan sampai halus, yang membuat aroma dari campuran tesebut terasa lebih kuat. Dia membuat air mawar yang lembut digunakan untuk parfum.  

Ibnu Sina

Baik bahan baku dan tekhnik yang digunakan pada proses penyulingan oleh Ibnu Sina berdasarkan temuannya ini sangat mempengarui perkembangan parfum di Eropa, juga perkembangan ilmiah khususnya kimia.

Di Eropa Barat seni membuat parfum dikenal dari 1221, dengan mengadopsi “resep para Biarawan Santa Maria delle Vigne” atau Santa Maria Novella dari Florence, Italia. Di timur, orang orang Hungaria membuat wewangian pada tahun 1370. Parfum yang terbuat dari minyak wangi dicampur dalam larutan alkohol paling dikenal dengan sebutan Air Hungaria. 

Seni membuat parfum berkembang di Renaissance Italia dan pada abad ke -16, terutama untuk parfum pribadi Catherine de Medici (1519-1589). Rene the Florentine membuat parfum yang lebih baik di Perancis. Dia membuat jalan penghubung rahasia antara laboratorium dengan tempat tinggalnya, tujuannya agar tidak ada yang mencuri formula parfum tersebut di dalam perjalanannya. 

Catherine de Medici

Berkat Rene, Perancis dengan cepat berkembang menjadi pusat parfum dan kosmetika di daratan Eropa. Kultivasi bunga untuk essens parfum mereka dimulai pada abad ke -14, dan tumbuh menjadi industri yang sangat besar di selatan Perancis. 

Antara abad 16 dan 17, parfum digunakan oleh sebagian besar orang kaya untuk menghilangkan bau tidak sedap pada tubuh mereka akibat jarang mandi.

Pada abad ke -18, wilayah Grasse di Perancis, Sisilia dan Calabria di Italia mulai menanam tanaman aromatik untuk memenuhi permintaan bahan mentah industri parfum yang semakin berkembang. Bahkan hingga saat ini Perancis dan Italia tetap menjadi kiblat desain dan perdagangan parfum Eropa.

Kota Grasse

 

 

Bahan Baku Parfum

Tanaman

Tanaman telah lama digunakan dalam wewangian sebagai sumber minyak esensial dan senyawa aroma. Aromatik ini biasanya metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman sebagai perlindungan terhadap herbivora, infeksi, serta untuk menarik hewan penyerbuk. Tanaman sejauh ini merupakan sumber senyawa wangi terbesar yang digunakan dalam wewangian. Sumber-sumber senyawa ini dapat berasal dari berbagai bagian tanaman. Sebuah tanaman dapat menawarkan lebih dari satu sumber aromatik, misalnya bagian aerial dan biji ketumbar memiliki bau yang sangat berbeda satu sama lain. Daun jeruk, bunga, dan bumbu buah adalah sumber petitgrain, neroli, dan juga minyak jeruk.

- Kulit kayu: Kulit yang biasa digunakan termasuk kayu manis dan caguilla (croton eluteria). Minyak wangi di kulit akar sassafras yang tumbuh di Amerika Utara juga digunakan baik secara langsung atau dimurnikan untuk konstituen utamanya, safrole yang "sweet-shop", yang digunakan dalam sintesis senyawa wangi lainnya.

- Bunga-bungaan: Tidak diragukan lagi merupakan sumber aroma parfum terbesar dan paling umum. Termasuk bunga dari beberapa spesies mawar dan melati, serta osmanthus, plumeria, mimosa, tuberose, narcissus, geranium beraroma, cassie, ambrette serta bunga pohon jeruk dan ylang-ylang. Meskipun tidak secara tradisional dianggap sebagai bunga, kuncup bunga yang belum dibuka dari cengkeh juga umum digunakan. Kebanyakan bunga anggrek tidak digunakan secara komersial untuk menghasilkan minyak esensial atau absolut, kecuali dalam kasus vanili, anggrek, yang harus diserbuki terlebih dahulu dan dibuat menjadi polong sebelum digunakan dalam wewangian.

- Buah-buahan: Buah-buahan segar seperti apel, stroberi, ceri jarang menghasilkan bau yang diharapkan ketika diekstraksi; jika aroma tersebut ditemukan dalam parfum, mereka lebih mungkin berasal dari sintetis. Pengecualian terkemuka termasuk daun blackcurrant, litsea cubeba, vanilla, dan juniper berry. Bagian kulit buah-buahan paling sering digunakan untuk menghasilkan aromatik diantaranya termasuk jeruk seperti jeruk, lemon, dan limau. Meskipun kulit grapefruit masih digunakan untuk aromatik, lebih banyak lagi aromatics grapefruit yang digunakan secara komersial yang disintesis secara artifisial karena aromatik alami mengandung belerang dan produk degradasinya cukup tidak enak dalam penciuman. 

- Daun dan ranting: Umumnya digunakan untuk wewangian adalah daun lavender, nilam, sage, violet, rosemary, dan daun jeruk. Kadang-kadang daun “dihargai” untuk aromanya yang "hijau" contohnya seperti daun jerami dan tomat. 

- Resin: Dipakai sejak jaman dahulu, resin telah banyak digunakan dalam dupa dan wewangian. Resin yang sangat harum dan antiseptik dan parfum yang mengandung resin telah digunakan oleh banyak budaya sebagai obat untuk berbagai macam penyakit. Resin yang biasa digunakan dalam wewangian termasuk labdanum, kemenyan / olibanum, mur, balsam Peru, benzoin. Pine dan fir resin adalah sumber terpen yang sangat berharga yang digunakan dalam sintesis organik dari banyak senyawa aromatik sintetis atau alami lainnya. Beberapa dari apa yang disebut amber dan kopal dalam wewangian hari ini adalah sekresi resin dari konifer fosil. 

resin
Resin

- Akar, rimpang dan umbi: Bagian terestrial yang umum digunakan dalam wewangian termasuk rimpang iris, akar akar wangi, berbagai rimpang dari keluarga jahe. 

- Biji: Biji yang biasa digunakan termasuk kacang tonka, biji wortel, ketumbar, jintan, coklat, pala, fuli, kapulaga, dan adas manis.

- Woods: Sangat penting dalam memberikan catatan dasar untuk parfum, minyak kayu dan distilat sangat diperlukan dalam wewangian. Kayu yang biasa digunakan termasuk kayu cendana, rosewood, gaharu, birch, cedar, juniper, dan pinus. Ini digunakan dalam bentuk maserasi atau bentuk kering yang disuling.

- Rom terpenes. Aroma anggrek

 

 

Hewan

- Ambergris: Benjolan senyawa lemak teroksidasi, yang prekursornya disekresikan dan dikeluarkan oleh paus sperma. Ambergris kadang digunakan dalam perhiasan. Karena pemanenan ambergris tidak membahayakan sumber hewani, ia tetap menjadi salah satu dari beberapa agen pengharum hewan walau ada kontroversi kecil mengenai hal ini. 

ambergris
Ambergris

- Castoreum: Diperoleh dari kantung berbau berang-berang Amerika Utara. 

- Luwak: Juga disebut musang, senyawa aromatic diperoleh dari kantung bau di tubuh musang, hewan dalam keluarga Viverridae. 

- Hyraceum: Umumnya dikenal sebagai "batu Afrika", adalah kotoran yang membatu dari hewan mamalia bernama Hyrax Batu (Afrika:dassie) yang banyak berpopulasi dia Afika bagian utara. 

Rock Hyrax

- Honeycomb: Dari sarang lebah madu. Baik lilin lebah dan madu dapat diekstrak untuk menghasilkan absolut. Lilin lebah diekstraksi dengan etanol dan etanol diuapkan untuk menghasilkan lilin lebah murni.

- Musk: Awalnya berasal dari kelenjar (kantung atau pod) yang terletak di antara genital dan umbilicus dari musang rusa Himalaya jantan Moschus moschiferus, sekarang telah digantikan oleh penggunaan musks sintetis sering dikenal sebagai "musk putih”.

 

Bahan alami lainnya

- Lumut: Lumut yang biasa digunakan termasuk oakmoss dan treemoss thalli. 

- Rumput laut: Destilasi kadang-kadang digunakan sebagai minyak esensial dalam parfum. Contoh rumput laut yang umum digunakan adalah Fucus vesiculosus, yang biasa disebut sebagai wrack kandung kemih. Wangi rumput laut alami jarang digunakan karena harganya yang lebih tinggi dan potensi yang lebih rendah daripada sintetis

 

Bahan sintetis

Banyak parfum modern mengandung bau yang disintesis. Sintetis dapat memberikan wewangian yang tidak ditemukan di alam. Misalnya, Calone, senyawa asal sintetis, menanamkan aroma laut biru dan ozon segar yang banyak digunakan dalam parfum kontemporer. Aromatik sintetik sering digunakan sebagai sumber pengganti senyawa yang tidak mudah diperoleh dari sumber alami. Sebagai contoh, linalool dan coumarin keduanya merupakan senyawa alami yang dapat disintesis secara murah dari terpen. Aroma anggrek  (biasanya salisilat) biasanya tidak diperoleh langsung dari tanaman itu sendiri tetapi secara sintetis diciptakan untuk mencocokkan senyawa aroma yang ditemukan di berbagai tanaman anggrek. 

Salah satu kelas yang paling umum digunakan aromatik sintetis sejauh ini adalah musks putih. Bahan-bahan ini ditemukan dalam semua bentuk parfum komersial sebagai latar belakang netral untuk middle notes dan base notes parfum. 

Linalool

 

 

Share To

Tivona Perfume Copyright 2018
Tivona Trade Mark Registered