Benarkah Parfum Pheromone Bisa Menarik Lawan Jenis ?

Pheromone (dibaca feromon) Feromon (dari Yunani Kuno  phero "untuk melahirkan" dan hormon, dari Greek  "dorongan" Yunani Kuno) adalah faktor kimia yang dikeluarkan atau diekskresi yang memicu respons sosial pada anggota spesies yang sama. 

Feromon adalah bahan kimia yang mampu bertindak seperti hormon di luar tubuh individu yang mengeluarkannya, untuk memengaruhi perilaku individu penerima. 

Ada pheromone alarm, feromon jejak makanan, feromon seks, dan banyak lainnya yang memengaruhi perilaku atau fisiologi. Feromon digunakan dari prokariotik uniseluler dasar hingga eukariota multiseluler kompleks. Penggunaannya di antara serangga telah didokumentasikan dengan sangat baik. Selain itu, beberapa vertebrata, tanaman dan ciliata  berkomunikasi dengan menggunakan feromon. 

Seiring bermunculan produk - produk parfum yang disebut-sebut sebagai parfum pheromone (feromon). Parfum ini diklaim dapat menarik lawan jenis. Namun, aplikasi pada manusia benarkah parfum ini dapat menarik lawan jenis?

Penelitian pada serarangga menunjukkan hampir semua serangga menggunakan pheromone untuk berkomunikasi pada musim kawin.
Hewan lain juga memiliki aroma pheromone yang khas dan berbeda-beda. Para ilmuwan mempercayai bahwa zat kimia ini merupakan salah satu sarana komunikasi pada hewan yang mampu memunculkan respons perilaku spesiesnya secara langsung.

Penelitian pada manusia menunjukkan, zat kimia alami yang dilepaskan oleh tubuh manusia belum bisa dikatakan sebagai pheromone karena strukturnya terlalu rumit untuk bisa digolongkan sebagai zat tersebut.

Namun, penelitian yang dikeluarkan oleh Florida State University tahun 2011 menguak fakta bahwa saat wanita memasuki masa ovulasi, tubuhnya akan mengeluarkan aroma khusus yang bisa meningkatkan kadar testosteron pria. Testosteron sendiri dikenal sebagai hormon yang mampu meningkatkan libido atau nafsu seksual, baik pada laki-laki maupun perempuan.

Untuk hewan, serangga, dan organisme lainnya, pheromone adalah aroma yang bisa mereka deteksi untuk membantu mereka berkomunikasi satu sama lain. Sedangkan mamalia dan reptil mencium pheromone dengan bantuan area sensoris kecil yang terletak di dalam hidung yang dikenal sebagai organ vomeronasal (VNO).


Walaupun pheromone pada manusia masih diperdebatkan keberadaannya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa reaksi manusia terhadap pheromone berbeda dari hewan. Manusia tidak mampu mendeteksi zat kimia tubuh yang dikeluarkan orang lain, sehingga tidak ada bau yang nyata yang dirasakan. Selain itu, sejauh mana tubuh manusia merespons sinyal ini juga masih dipertanyakan.

Peneliti di Universitas Chicago dan Universitas Utah menyatakan jika pheromone ini mengaktifkan area otak yang mengendalikan mood, hormon, dan perilaku seksual, mungkin zat ini bisa membuat seseorang lebih menarik. Namun, para peneliti menemukan bahwa bahan kimia sejenis hormon seks yang digunakan dalam penelitian di Swedia memiliki efek serupa pheromone. Hal ini dibuktikan dengan adanya perubahan mood, detak jantung, deru napas, serta suhu tubuh pada seseorang. Sayangnya, tidak ada tanda-tanda bahwa bahan ini bisa meningkatkan gairah dan daya tarik seksual.

Banyak perusahaan parfum pheromone mencoba memanfaatkan potensi zat ini dalam pembuatan parfum. Namun, sebagian besar perusahaan menambahkan zat ini dari hewan seperti babi dan rusa. Karena itu, hal ini tidak akan memiliki efek apapun pada manusia. Seperti yang telah dijelaskan di awal, pheromone hanya dapat merangsang spesies yang sama. Sehingga jika parfum yang digunakan menggunakan zat feromon dari babi atau rusa, maka bahan tersebut hanya akan berfungsi pada babi dan rusa, bukan manusia.
Selain itu dalam ranah ilmiah masih terdapat banyak perdebatan mengenai keberadaan pheromone alami pada manusia serta keefektifannya untuk menarik lawan jenis. Hingga saat ini belum ada penelitian ilmiah untuk menguji parfum pheromone dalam menarik lawan jenis pada manusia. Oleh karena itu, ada baiknya jika Anda menggunakan cara lain untuk menarik lawan jenis di luar menggunakan parfum pheromone yang belum terbukti keampuhannya secara ilmiah.

(Dari berbagai sumber)

Share To

Tivona Perfume Copyright 2018
Tivona Trade Mark Registered